by Djoko Prasetyo
Komunikasi bukanlah suatu yang dapat diabaikan oleh perpustakaan, segala hal tentang organisasi, jasa layanan, staf, fasilitas, dan tindakkan mengkomunikasikan sesuatu untuk kepentingan pemustaka. Perpustakaan seharusnya memeriksa gaya, kebutuhan dan kesempatan komunikasinya serta mengembangkan sutau program komunikasi yang dapat berpengaruh secara positif dari segi biaya.
Tanggung jawab
komunikasi suatu organisasi mempunyai sasaran yang luas, namun komunikasi dalam
konteks pemasaran lebih ditekankan pada aspek promosi, bagaimana agar jasa dan
layanan perpustakaan dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pemustaka.
Termasuk bentuk
komunikasi dalam kaitannya dengan kegiatan promosi adalah penampilan fisik,
kecepatan proses dan penampilan/performans dari staf perpustakaan, seperti
berikut :
a. Penampilan fisik
Walaupun perkembangan teknologi informasi dan komunikasi sudah
demikian pesat, tapi proses “konsumsi” jasa perpustakaan hingga saat ini masih
berlangsung di dalam gedung perpustakaan. Oleh karena itu untuk menciptakan rasa nyaman bagi pemustaka. Perlu sekali
diciptakan ruangan yang bersih, ditata dengan rapi, serasi dan menarik.
Tersedianya fasilitas gedung yang
terawat dan terjaga dengan baik seperti penerangan, serta fasilitas umum
seperti mushola, dan toilet. Penataan ruang yang baik menuntut
perhatian yang terus menerus sehingga ruangan akan terjaga
kebersihannya, pencahayaannya, pengaturan suhu udaranya, dan lainnya.
Dengan tersediannya
ruangan/gedung perpustakaan yang nyaman, tentunya akan berdampak pada
tingkat kunjungan sehingga tingkat pemanfaatan perpustakaan akan terus
berjalan dengan baik.
b. Kecepatan proses
Perpustakaan sebagai penghasil jasa informasi, memiliki ciri yang
khas yang berbeda dari organisasi penghasil barang. Pada organisasi penghasil barang, proses berbeda
jauh dari konsumen karena dilakukan di dalam pabrik. Konsumen menerima hasil
akhir lewat distributor-distributor.
Pada organisasi penghasil jasa seperti
perpustakaan proses produksi dan konsumsi jatuh pada saat yang sama. Pustakawan
perlu memahami dengan benar bahwa justru proses produksi itulah yang dijual.
Keseluruhan sistem berlangsung seperti kebijakan, prosedur, aliran informasi,
keterlibatan pemustaka dalam penyelenggaraan jasa, akan sangat berpengaruh
terhadap kesan yang diperoleh pemustaka. Oleh sebab itu kelancaran dalam
keseluruhan proses harus terus menerus disempurnakan.
c. Kinerja pustakawan
Pihak yang mengerjakan proses dan menghasilkan jasa layanan adalah
pustakawan yang secara langsung berhadapan dengan pemustaka. Sehingga dikatakan bahwa variable inilah
yang terpenting. Para pustakawan harus berperilaku professional. Perilaku
professional dapat terwujud, jika mereka memiliki keahlian/keterampilan
pemasaran, komunikasi dan lain-lainnya serta memiliki jiwa seni (art), semangat melayani yang konsisten
atau berdedikasi dan berwawasan maju.
Konsep tersebut merupakan bagian terpenting dalam
penerapannya di perpustakaan. Komunikasi menjadi bagian terpenting ketika
perpustakaan memberikan pelayanan kepada pemustaka. Komunikasi yang baik ketika
memberikan pelayanan kepada pemustaka menjadi kunci keberhasilan layanan perpustakaan. Dalam penerapan konsep tersebut, pustakawan menjadi kunci pokok
berhasil atau tidaknya komunikasi yang
dibangun oleh perpustakaan dengan pemustaka. (djopras)